Sudah sekian lama saya diajarkan bahwa, untuk berhasil dalam bidang apapun, dibutuhkan kerja keras.

Mungkin anda seperti saya. Mendengar hal ini sudah seperti melihat mobil kijang. Dimana saja dan kapan saja. Tapi ternyata rumus SUKSES = KERJA KERAS adalah rumus yang sudah terlalu uzur untuk zaman sekarang, artinya… sebenarnya kita tidak membutuhkannya lagi!

Kok bisa?!

Tentu saja! Menurut om robert, rumus kerja keras adalah rumus zaman industri yang pada saat itu memang sangat relevan. Semua bos akan menggaji karyawannya yang kerja paling banyak. Yang duduk-duduk saja? Jangan harap naik pangkat. Menurut beliau yang dibutuhkan untuk sukses adalah kerja cerdas. Saya setuju dengan cara ini (kalo nggak, ngapain saya nggunai internet untuk cari duit, hew3x). Dan ada satu lagi yang ingin saya tambahkan.

Dalam konsep saya, kerja keras bukanlah apabila saya disuruh memindahkan gunung, atau P7 (pergipagipulangpetangpendapatanpas-pasanpotongpajakpinggulpegalpegal). Tapi kerja keras adalah kerja yang bertentangan dengan hati saya. Sebagai praktisi MLM, saya merasakan hal itu. Bagaimana pikiran saya diajarkan untuk mempunyai mindset orang sukses. Selalu berpikir positif adalah magic spellnya. Walhasil, saya memang bersemangat untuk beberapa saat, tak lama kemudian, wafat.

Kerja keras = Hati keras

Sampai akhirnya saya membaca buku the secret yang dilanjutkan dengan quantum ikhlas. Saya baru sadar menderita high achiever syndrome, yaitu orang yang mempunyai mimpi tinggi tapi stres karena tidak pernah mecapainya. Hal itu dikarenakan pikiran saya yang ingin sukses selalu bertentangan dengan hati dan perasaan saya. Itulah yang membuat saya gagal berkali kali. Ketidaksesuaian antara pikiran dan perasaan. Intinya, kerja keras adalah kerja menentang perasaan diri sendiri.

Maksudnya?!

Berapa kali dalam sehari anda memarahi diri anda yang mau melakukan pekerjaan yang anda lakukan sekarang, padahal anda tidak mau melakukannya? Atau…

Dulu anda mengira bahwa pekerjaan anda saat ini adalah pekerjaan impian anda, tapi kenapa rasanya sekarang sangat membosankan? Atau…

Sudahkah anda bertanya pada hati anda, apakah ia senang dengan apa yang anda kerjakan?

Itu baru beberapa pertanyaan yang bisa membuat anda mengerti maksud saya. Its mean… seharusnya pekerjaan adalah sesuatu yang membuat anda senang, seberat apapun itu, sebagaimana seorang anak kecil yang selalu senang terhadap APAPUN yang ia lakukan. Saya tidak mengajak anda untuk berpikir seperti anak kecil, tapi untuk merasakan seperti anak kecil. Penuh antusias, lupa waktu, melakukannya sepenuh hati dan tanpa rasa bersalah (sampai anda memarahinya). Ini berbeda dengan konsep hedonis yang melakukan segala sesuatu untuk kesenangan. Tapi lebih kepada bagaimana cara melakkukan segala sesuatu secara menyenangkan.

So….?

Bebaskan pikiran dan perasaan anda. Sejak saya berusaha menerapkan hal ini, saya merasa hidup saya lebih menyenangkan. Bagaimana dengan Anda?